Gereja Katolik dalam
tantangan globalisasi
Salah satu agen paling
tua dari globalisasi adalah agama-agama besar seperti agama Kristen dan
Islam. sebagai sarana pembawa keselamatan bagi umat manusia
mendorong mereka untuk merengkuh dayung menjembatani Pulau Benua guna
menanggapi “jiwa-jiwa” di belahan bumi lain. agama-agama itu
keluar dari wilayah asalnya dengan tekad mengkristenkan atau mengislamkan semua
orang. itu berarti, ada usaha untuk menyeragamkan Semua bangsa
dalam hal keagamaan. tiacinon ini, ini ditunjang oleh jiwa
pertualangan sejumlah bangsa pelaut dan tuntutan ekonomi, setelah
mengakibatkan ekspansi besar-besaran dari negara-negara dan agama-agama
tertentu pada abad pertengahan. sejarah dunia mencatat zaman
kolonialisasi.
Kini, kita
berbicara globalisasi di zaman yang ditandai antara lain oleh mobilitas
yang tinggi. situasi telah banyak berubah. apakah di dalam
globalisasi yang berwajah baru ini agama masih punya tempat? dan apabila
globalisasi dalam sosoknya yang baru merupakan sebuah tantangan bagi bangsa
Indonesia, Dimanakah tempat agama dan apa yang seharusnya menjadi peran agama
dalam penentuan tatanan pembangunan bangsa ini di tengah arus globalisasi ?
Dalam bingkai yang lebih kecil, Apakah di dalam masyarakat Papua yang tidak
luput dari pengaruh globalisasi, agama Kristen secara umumnya Secara umumnya
dan Gereja Katolik secara khusus nya masih punya peran? Apa yang
diharapkan agar dijalankan oleh Gereja Katolik supaya dia menjadi satu
faktor yang membantu masyarakat dalam menghadapi globalisasi? pertanyaan-pertanyaan
ini harus dijawab karena Gereja Katolik adalah salah satu agen pertama
globalisasi masyarakat. Kedatangan para misionaris dalam membangun jembatan
lintas batas negara dan budaya. melalui pewartaan Injil, pendirian
lembaga-lembaga pendidikan dan studi kebudayaan para misionaris itu sudah
memperkenalkan Kepada masyarakat tradisi berfikir dan pola hidup dari belahan
bumi lain, dan membuat masyarakat dikenal oleh masyarakat lain di dunia.
sekarang, setelah interaksi itu tidak lagi dimonopoli oleh Gereja, malah
terjadi di luar dari kontrol gereja, apa yang harus diperankan gereja?
inilah sejumlah pertanyaan yang hendak diangkat dalam artikel ini
untuk membicarakan beberapa hal ini, kita perlu mendalami globalisasi itu
sendiri.
Kita tidak perlu
mendemonisasi globalisasi, Sekolah globalisasi secara keseluruhan
Han telah mendatangkan bencana besar. Ada banyak hal baik yang telah
dibawa oleh globalisasi. globalisasi telah turut membantu para petani kopi
untuk memasarkan hasil kebunnya.
Dalam kenyataan,
Globalisasi terlalu kompleks untuk disebut sebagai sebuah proses penyeragaman.
sebab itu, globalisasi lebih tepat didefinisikan dalam kompleksitasnya sebagai
proses terlepasnya sesuatu dari konteks tradisionalnya dan kehadirannya secara
serentak di berbagai wilayah dunia.apa yang dahulu terikat pada satu wilayah
tertentu dan menjadi milik kelompok tertentu, kini menjadi milik banyak
orang. globalisasi berarti melemparkan sesuatu dari konteks yang lama dan
pembentukan konteks baru bagi sesuatu itu. yang dahulu dianggap berbeda dan
didefinisikan secara jelas dalam waktu dan ruang tertentu. tinggi dapat
hadir secara serentak dalam waktu yang sama kan ruang yang berbeda.Pelepasan
dari ikatan tradisional dapat disebabkan berbagai alasan yaitu alasan
ideologis, religius, politis, ekonomis atau ilmu pengetahuan. Pada
pelaksanaan yang bersifat perampasan dan tanpa persetujuan masyarakat
bersangkutan, ada pula pelepasan yang merupakan keinginan masyarakat yang
secara tradisional menjadi pendukung satu kebudayaan karena kepentingan
tertentu. dan penanaman kehadiran baru di dalam konteks lain dapat terjadi
karena keinginan masyarakat di sana, tetapi dapat pula terjadi tanpa
persetujuan mereka malah bertentangan dengan keinginan mereka.
Selain itu,
globalisasi bukan hanya berarti hitungannya Batas antara wilayah geografis,
melainkan pula batas antar wilayah/ bidang kehidupan lainnya dengan
mudah orang mendapat kesan bahwa kebutuhan yang dulunya hanya dapat dipenuhi
oleh bidang kehidupan tertentu, kini telah digantikan oleh berbagai
bidang kehidupan lain. diferensiasi bidang kehidupan yang pernah menjadi
ciri masa modern kini telah dilampaui. ini adalah dunia sebagai sebuah
supermarket yang menawarkan secara sekaligus sebagai barang yang kita butuhkan,
pasar memiliki berbagai titik untuk membangkitkan kebutuhan akan berbagai hal
yang ditawarkan di sana. selain itu, kita dapat menyaksikan bahwa yang
harus bingung di era global ini ini bukan cuma orang tua mainkan juga
kaum muda. tidak semua keserentakan dari yang berbeda akan mudah dicerna dan
diterima. banyak bentuk silakan itu hanya dibatasi pada sebuah eksperimen yang
akan segera ditinggalkan dan dilupakan.
Globalisasi sesuai reaksi diatas Saya membagi beberapa gejala sebagai berikut :
- Pluralisasi yang intensif. apabila diterima bahwa globalisasi adalah proses penyeranta kan dari yang berbeda secara geografis, temporal dan sektoral, maka globalisasi dapat pula disebut sebagai pluralis ASI yang intensif, proses 91 masyarakat dari dimensi waktu ruang, dan bidang kehidupan { Berger 20000:805-814}. Dengan demikian sekali lagi, globalisasi bukan sederhana sebuah moment penyeragaman yang kita jumpai adalah lah lu realisasi secara radikal. alisasi itu sendiri berarti kehidupan bersama berbagai kelompok dengan latar belakang etnis sosial, moral dan agama yang berbeda. aplikasi yang sudah menawarkan zaman modern menjadi radikal pada era globalisasi ini.
- Pergeseran dari keniscayaan kepada. di tengah pengalaman akan pluralitas, sebuah peraturan agama atau ketentuan kebudayaan tidak alami lagi sebagai sesuatu yang seharusnya. orang mulai bertanya dan mempertanyakan. pada saat orang mulai mempertanyakan, maka apa sebuah kebiasaan mulai dilepaskan dari penentuan secara niscaya pada latar belakang tertentu. Kita dapat mengatakan bahwa di dalam era globalisasi sebagai era pluralisme yang radikal ada perhatian dari penentuan oleh nasi kepada pemilihan secara bebas dan sadar. “ yang dahulu dialami sebagai takdir yang terdiri, kini berubah menjadi kemungkinan bagi keputusan dan tindakan sendiri” {Berger 2000: 807}. dengan perkembangan teknologi dan pergeseran nilai, dewasa ini orang sudah dapat memilih warna kuning, jenis kelamin, postur tubuh anaknya. Demikian pula dalam agama orang yang dimaksud sejak kecil menjadi orang Katolik, tidak harus mati sebagai orang Katolik. pencurian yang dianggap tabu di antara orang-orang Katolik, Kini mulai terjadi dan semakin sering.
- Ekonomisasi berbagai bidang kehidupan. kita ketik tradisi tradisional orang biru menjadi keunikan, maka dia tampak sebagai Sebuah Tawaran. Sebuah Tawaran hanya diterima Apabila ada pertimbangan keuntungan lebih yang diberikannya.Penawaran dengan pertimbangan keuangan adalah rumusan yang berlaku di pasar. kalau demikian, era globalisasi sebagai era globalisasi ditandai oleh hukum pemasaran segala sesuatu. segala sesuatu berada di dalam hukum pasal, dapat ditawarkan dan diperjualbelikan. orang beriman mulai bertanya serius, apa yang mereka dapat dari iman dan agama mereka? dengan ini umat beragama menjadi semakin kritis terhadap kotbah dan ibadah pada umumnya. apa yang dapat mereka petik untuk hidup mereka dari renungan yang disajikan? kan orang akan semakin kurang bersemangat menghadiri ibadah yang tidak disiapkan dengan baik, sebab orang tidak merasa mendapatkan suatu Kendati mesti meluangkan waktu untuk itu.
- Immendiantisme. dunia kehidupan Bukan hanya berakibat pada ada pengangkatan segala sesuatu yang sudah menjadi nasib ke tingkat kemungkinan, melainkan mendatangkan ketidakpastian yang besar. globalisasi ditandai oleh ketidakpastian segala sesuatu.ulrich beck, seorang sosiolog Jerman, berbicara pada tahun 80-an tentang masyarakat risiko {beck 1986} karena masyarakat modern memiliki kemungkinan untuk menghancurkan diri kita sendiri,Mulai dari pencemaran lingkungan eksploitasi sumber sumber terbatas yang mutlak dibutuhkan untuk kehidupan hingga kepada penghancuran karena bencana atom .Ada ketidakpastian yang dialami berkenaan dengan pekerjaan, ke tidakjaminan anne-marie sendiri dan ketidaklanggengan lingkungan : harta milik Akan dengan mudah menghilang karena nilai tukar mata uang uang yang jatuh, tenaga akan cepat bergantian karena perubahan tempat kerja, masyarakat akan cepat berubah tersebut oleh peralihan sistem politik. [Bauman 2000: 405}. ketidakpastian yang terjadi mempunyai akibat pada pemahaman manusia tentang waktu. masa lalu tidak mempunyai banyak makna, Sebab Dia tidak memberikan jaminan kepastian kepada kehidupan. sementara masa depan karena itu orang berkonsentrasi pada apa yang secara langsung menjanjikan kebahagiaan. di dalam era global tidak ada tempat dan waktu untuk Berpikir dalam jangka panjang . semuanya hanya dapat diatur dalam jangka pendek, untuk yang kini dan Disini. menjadi prinsip manusia global. dan kerena hic et nunc Itupun singkat, maka kebahagiaan yang diperoleh dan di janjikan oleh sesuatu itu pun singkat. sebelum selesai menikmati sesuatu, kita sudah disodorkankan jangan sesuatu yang dikatakan lebih baik. kepada kita dijanjikan bahwa apa yang kita terima itu akan lebih lama Bertahan Emang kenyataan, apa yang dipropagandakan sebagai yang lebih lama lagi. tembak itu, globalisasi menghasilkan sebuah masyarakat dengan dan banyak sampah. globalisasi tidak berarti penyempitan ruang, tetapi penyingkatan waktu.
- Keagamaan identitas. pluralitas yg mendatangkan sebuah pertanyaan menyangkut identitas kolektif sebuah masyarakat. setiap kelompok manusia mendefinisikan dirinya berdasarkan Pembatasan terhadap kelompok yang lain. siapa diri kita akan ditentukan pula oleh siapa yang bukan kita. yang lain menjadi unsur yang dibutuhkan secara niscaya untuk membuat Definisi diri, untuk memperoleh identitas .Ini bukanlah sesuatu yang baru. Namun, baru dalam era globalisasi adalah makin tingginya kompleksitas pembentukan identitas itu .ketika identitas tidak lagi merupakan nasib, tetapi penentuan sendiri, artinya ketika orang menghadapi Sekian banyak kemungkinan untuk menjadi diri, orang akan menemukan kesulitan untuk mendefinisikan diri. era globalisasi ditentukan oleh peran yang lebih besar untuk setiap pribadi menentukan biografinya sendiri. Bagi orang Eropa sebuah pernyataan besar adalah: apakah mungkin menjadi orang Eropa yang muslim? orang Eropa berkulit hitam?
- Ntar tutupan kelompok bagi sebagian orang. karena ketidakpastian yang dirasakan berkenaan dengan identitas, orang dengan relatif mudah menggantikan arah hidup. manusia seolah berada di atas sebuah landasan yang selalu goyah. segalanya menjadi sementara dan relatif. karena kita ketentuan itu, orang mulai mencari kepastian baru, membentuk kelompok yang menjadi identitas. Jelaskan diri dari yang umum, yang dianggap ngawur dalam melelahkan, dan mencari jalan kejelasan dalam yang sebuah kelompok yang menarik garis pemisah yang tegas dari yang lain. Penarikan garis ini dapat terjadi secara politis pada tingkat nasional, hal atau dalam kerangka etnis, religius atau filosofis.
Di dalam kelompok-kelompok ini detensi kepada intoleran terhadap segala yang bersifat lain menjadi meningkat. di dalam sebuah masyarakat tradisional yang homogen dengan tatanan nilai dan penata sosial yang diterima umum, yang lain dari tradisi sendiri masih dipandang sebagai sesuatu yang menarik. naman, apabila yang lain itu sudah semakin, mereka akan mudah di berbagai ancaman, dan tidak jarang mereka diperlakukan sebagai objek kebencian.
Sumber referensi :
- Gereja itu politis
- Berbagai media online
0 komentar: