Kamis, 28 Januari 2021

Gereja Katolik dalam tantangan Globalisasi

 

                        Gereja Katolik dalam  tantangan globalisasi 


Salah satu agen paling tua dari globalisasi adalah agama-agama besar seperti agama Kristen dan Islam.  sebagai  sarana pembawa keselamatan bagi umat manusia mendorong mereka untuk merengkuh dayung menjembatani Pulau Benua  guna menanggapi  “jiwa-jiwa”  di belahan bumi lain.  agama-agama itu keluar dari wilayah asalnya dengan tekad mengkristenkan atau mengislamkan semua orang.  itu berarti,  ada usaha untuk menyeragamkan Semua bangsa dalam hal keagamaan.  tiacinon ini,  ini ditunjang  oleh jiwa pertualangan  sejumlah bangsa pelaut dan tuntutan ekonomi, setelah mengakibatkan ekspansi besar-besaran dari negara-negara dan agama-agama tertentu pada abad pertengahan.  sejarah dunia mencatat zaman   kolonialisasi.

Kini, kita berbicara  globalisasi di zaman yang ditandai antara lain oleh mobilitas yang tinggi.  situasi telah banyak berubah.  apakah di dalam  globalisasi yang berwajah baru ini agama masih punya tempat? dan apabila globalisasi dalam sosoknya yang baru merupakan sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia, Dimanakah tempat agama dan apa yang seharusnya menjadi peran agama dalam penentuan tatanan pembangunan bangsa ini di tengah arus globalisasi ? Dalam bingkai yang lebih kecil, Apakah di dalam masyarakat Papua yang tidak luput dari pengaruh globalisasi, agama Kristen secara umumnya Secara umumnya   dan Gereja Katolik secara khusus nya masih punya peran?  Apa yang diharapkan  agar dijalankan oleh Gereja Katolik supaya dia menjadi satu faktor yang membantu masyarakat dalam menghadapi globalisasi?  pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab karena Gereja Katolik adalah  salah satu agen  pertama globalisasi masyarakat. Kedatangan para misionaris dalam membangun jembatan lintas batas negara dan budaya.  melalui pewartaan Injil, pendirian lembaga-lembaga pendidikan dan studi kebudayaan para misionaris itu sudah memperkenalkan Kepada masyarakat tradisi berfikir dan pola hidup dari belahan bumi lain, dan membuat masyarakat dikenal oleh masyarakat lain di dunia. sekarang,  setelah interaksi itu tidak lagi dimonopoli oleh Gereja, malah terjadi di luar dari kontrol gereja, apa yang harus diperankan gereja?  inilah  sejumlah pertanyaan   yang hendak diangkat dalam artikel ini untuk membicarakan beberapa hal ini, kita perlu mendalami globalisasi itu sendiri.

Kita tidak perlu mendemonisasi  globalisasi, Sekolah  globalisasi secara keseluruhan Han telah mendatangkan bencana besar.  Ada banyak hal baik yang telah dibawa oleh globalisasi. globalisasi telah turut membantu para petani kopi untuk memasarkan hasil kebunnya.  

Dalam kenyataan,  Globalisasi terlalu kompleks untuk disebut sebagai sebuah proses penyeragaman. sebab itu, globalisasi lebih tepat didefinisikan dalam kompleksitasnya sebagai proses terlepasnya sesuatu dari konteks tradisionalnya dan kehadirannya secara serentak di berbagai wilayah dunia.apa yang dahulu terikat pada satu wilayah tertentu dan menjadi milik kelompok tertentu, kini menjadi milik banyak orang. globalisasi berarti melemparkan sesuatu dari konteks yang lama dan pembentukan konteks baru bagi sesuatu itu. yang dahulu dianggap berbeda dan didefinisikan secara jelas dalam waktu dan ruang tertentu.  tinggi dapat hadir secara serentak dalam waktu yang sama kan ruang yang berbeda.Pelepasan dari ikatan tradisional dapat disebabkan berbagai alasan yaitu alasan ideologis, religius, politis, ekonomis atau ilmu pengetahuan.  Pada pelaksanaan yang bersifat perampasan dan tanpa persetujuan masyarakat bersangkutan, ada pula pelepasan yang merupakan keinginan masyarakat yang secara tradisional menjadi pendukung satu kebudayaan karena kepentingan tertentu. dan penanaman kehadiran baru di dalam konteks lain dapat terjadi karena keinginan masyarakat di sana, tetapi dapat pula terjadi tanpa persetujuan mereka malah bertentangan dengan keinginan mereka.

Selain itu, globalisasi bukan hanya berarti hitungannya Batas antara wilayah geografis, melainkan pula batas antar wilayah/ bidang kehidupan  lainnya  dengan mudah orang mendapat kesan bahwa kebutuhan yang dulunya hanya dapat dipenuhi oleh bidang kehidupan tertentu,  kini telah digantikan oleh berbagai bidang kehidupan lain.  diferensiasi bidang kehidupan yang pernah menjadi ciri masa modern kini telah dilampaui.  ini adalah dunia sebagai sebuah supermarket yang menawarkan secara sekaligus sebagai barang yang kita butuhkan, pasar memiliki berbagai titik untuk membangkitkan kebutuhan akan berbagai hal yang ditawarkan di sana.   selain itu, kita dapat menyaksikan bahwa yang harus  bingung di era global ini ini bukan cuma orang tua mainkan juga kaum muda. tidak semua keserentakan dari yang berbeda akan mudah dicerna dan diterima. banyak bentuk silakan itu hanya dibatasi pada sebuah eksperimen yang akan segera ditinggalkan dan dilupakan.

Globalisasi sesuai reaksi diatas Saya membagi beberapa gejala sebagai berikut :

  1.  Pluralisasi yang intensif.  apabila diterima bahwa globalisasi adalah proses penyeranta kan dari yang berbeda secara geografis, temporal dan sektoral, maka globalisasi dapat pula disebut sebagai pluralis ASI yang intensif, proses 91 masyarakat dari dimensi waktu ruang, dan bidang kehidupan { Berger 20000:805-814}. Dengan demikian sekali lagi, globalisasi bukan sederhana sebuah moment penyeragaman yang kita jumpai adalah lah lu realisasi secara radikal.  alisasi itu sendiri berarti kehidupan bersama berbagai kelompok dengan latar belakang etnis sosial, moral dan agama  yang berbeda.  aplikasi yang sudah menawarkan zaman modern menjadi radikal pada era globalisasi ini.
  2.  Pergeseran dari keniscayaan kepada. di tengah pengalaman akan pluralitas, sebuah peraturan agama atau ketentuan kebudayaan tidak alami lagi sebagai sesuatu yang seharusnya. orang mulai bertanya dan mempertanyakan. pada saat orang mulai mempertanyakan, maka apa sebuah kebiasaan mulai dilepaskan dari penentuan secara niscaya pada latar belakang tertentu. Kita dapat mengatakan bahwa di dalam era globalisasi sebagai era   pluralisme yang radikal ada perhatian dari penentuan oleh nasi kepada pemilihan secara bebas dan sadar. “ yang dahulu dialami sebagai takdir yang terdiri, kini berubah menjadi kemungkinan bagi keputusan dan tindakan sendiri” {Berger 2000: 807}.  dengan perkembangan teknologi dan pergeseran nilai, dewasa ini orang sudah dapat memilih warna kuning, jenis kelamin, postur tubuh anaknya.  Demikian pula dalam agama  orang yang dimaksud sejak kecil menjadi orang Katolik, tidak harus mati sebagai orang Katolik. pencurian yang dianggap tabu di antara orang-orang Katolik, Kini mulai terjadi dan semakin sering. 
  3. Ekonomisasi berbagai bidang kehidupan. kita ketik tradisi tradisional orang biru menjadi keunikan, maka dia tampak sebagai Sebuah Tawaran. Sebuah Tawaran hanya diterima Apabila ada pertimbangan keuntungan lebih yang diberikannya.Penawaran dengan pertimbangan keuangan adalah rumusan yang berlaku di pasar. kalau demikian, era globalisasi sebagai era globalisasi ditandai oleh hukum pemasaran segala sesuatu. segala sesuatu berada di dalam hukum pasal, dapat ditawarkan dan diperjualbelikan. orang beriman mulai bertanya serius, apa yang mereka dapat dari iman dan agama mereka?  dengan ini umat beragama menjadi semakin kritis terhadap kotbah dan ibadah pada umumnya. apa yang dapat mereka petik untuk hidup mereka dari renungan yang disajikan?  kan orang akan semakin kurang bersemangat menghadiri ibadah yang tidak disiapkan dengan baik, sebab orang tidak merasa mendapatkan suatu Kendati mesti meluangkan waktu untuk itu.
  4.  Immendiantisme.  dunia kehidupan Bukan hanya berakibat pada ada pengangkatan segala sesuatu yang sudah menjadi nasib ke tingkat kemungkinan, melainkan mendatangkan ketidakpastian yang besar. globalisasi ditandai oleh ketidakpastian segala sesuatu.ulrich beck, seorang sosiolog Jerman, berbicara pada tahun 80-an tentang masyarakat risiko {beck 1986}  karena masyarakat modern memiliki kemungkinan untuk menghancurkan diri kita sendiri,Mulai dari pencemaran lingkungan eksploitasi sumber sumber terbatas yang mutlak dibutuhkan untuk kehidupan hingga kepada penghancuran karena bencana atom .Ada ketidakpastian yang dialami berkenaan dengan pekerjaan, ke tidakjaminan anne-marie sendiri dan ketidaklanggengan  lingkungan :  harta milik Akan dengan mudah menghilang karena nilai tukar mata uang uang yang jatuh, tenaga akan cepat bergantian karena perubahan tempat kerja, masyarakat akan cepat berubah tersebut oleh peralihan sistem politik. [Bauman 2000: 405}.  ketidakpastian yang terjadi mempunyai akibat pada pemahaman manusia tentang waktu. masa lalu tidak mempunyai banyak makna, Sebab Dia tidak memberikan jaminan kepastian kepada kehidupan. sementara masa depan karena itu orang berkonsentrasi pada apa yang secara langsung menjanjikan kebahagiaan. di dalam era global tidak ada tempat dan waktu untuk Berpikir dalam jangka panjang . semuanya hanya dapat diatur dalam  jangka pendek, untuk yang kini dan Disini. menjadi prinsip manusia global. dan kerena hic et nunc Itupun singkat, maka kebahagiaan yang diperoleh dan di janjikan oleh sesuatu itu pun singkat.  sebelum selesai menikmati sesuatu, kita sudah disodorkankan  jangan sesuatu yang dikatakan  lebih  baik.  kepada kita dijanjikan bahwa apa yang kita terima itu akan lebih  lama Bertahan Emang kenyataan, apa yang dipropagandakan sebagai yang lebih lama lagi. tembak itu, globalisasi menghasilkan sebuah masyarakat dengan dan banyak sampah. globalisasi tidak berarti penyempitan ruang, tetapi penyingkatan waktu.
  5.  Keagamaan identitas.  pluralitas yg mendatangkan sebuah pertanyaan  menyangkut identitas     kolektif sebuah masyarakat. setiap kelompok manusia mendefinisikan dirinya berdasarkan       Pembatasan terhadap kelompok yang lain. siapa diri kita akan ditentukan pula oleh siapa yang  bukan kita. yang lain menjadi unsur yang dibutuhkan secara niscaya untuk membuat Definisi diri, untuk memperoleh identitas .Ini bukanlah sesuatu yang baru. Namun, baru dalam era globalisasi adalah makin tingginya  kompleksitas pembentukan identitas itu .ketika identitas tidak lagi merupakan nasib, tetapi penentuan sendiri, artinya ketika  orang menghadapi Sekian banyak kemungkinan untuk menjadi diri, orang akan menemukan kesulitan untuk mendefinisikan diri. era globalisasi ditentukan oleh peran yang lebih besar untuk setiap pribadi menentukan biografinya sendiri. Bagi orang Eropa sebuah pernyataan besar adalah:  apakah mungkin menjadi orang Eropa yang muslim? orang Eropa berkulit hitam?
  6. Ntar tutupan kelompok bagi sebagian orang. karena ketidakpastian yang dirasakan berkenaan dengan identitas, orang dengan relatif mudah menggantikan arah hidup. manusia seolah berada di atas sebuah landasan yang selalu goyah. segalanya menjadi sementara dan relatif. karena kita ketentuan itu, orang mulai mencari kepastian baru, membentuk kelompok yang menjadi identitas.  Jelaskan diri dari yang umum, yang dianggap ngawur dalam melelahkan, dan mencari jalan kejelasan dalam yang sebuah kelompok yang menarik garis pemisah yang tegas dari yang lain. Penarikan garis ini dapat terjadi secara politis pada tingkat nasional, hal atau dalam kerangka etnis, religius atau filosofis.

Di dalam kelompok-kelompok ini detensi kepada intoleran terhadap segala yang bersifat lain menjadi  meningkat.  di dalam sebuah masyarakat tradisional yang homogen  dengan tatanan nilai dan penata sosial yang diterima umum, yang lain dari tradisi sendiri masih dipandang sebagai sesuatu yang  menarik.  naman, apabila yang lain itu sudah semakin, mereka akan mudah di berbagai ancaman, dan tidak jarang mereka diperlakukan sebagai objek kebencian.


Sumber referensi : 

- Gereja itu politis

- Berbagai media online 

 

 

Previous Post
Next Post

BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP

0 komentar: