Jumat, 29 Januari 2021

arsitektur Suku Dani

  Arsitektur Suku Dani

Masyarakat suku dani hidupnya berkelompok membentuk satu kesatuan keluarga yang kompak. kekompakan tersebut juga menjadi simbol kebersamaan dan persatuan mereka. Apabila ada diantara anggota mereka yang sakit maka akan dirasakan oleh anggota keluarga lainnya.  kekompakan mereka tercermin dalam pola tata ruang tempat tinggalnya yang terdiri dari beberapa massa bangunan yang  berkumpul dalam satu kawasan Pemukiman yang kompak.

 Konsep dasar arsitektur tradisional masyarakat suku dani berupa lingkungan pemukiman yang terdiri dari satu  pemukiman tersebut Sederhana untuk persekutuan hidup bersama dalam satu silimo.  secara geografis, Letak suatu silimo adalah dalam suatu wilayah o-ukul {kampung}. Jumlah orang yang hidup dalam satu silimo dapat diperkirakan sekitar 10 sampai 60 bahkan mungkin lebih orang. ini bisa berasal dari satu atau beberapa eak aburi

Atau Yang belum organizer kehidupan bersama Masyarakat sebagai satu patrilineage yang berdiam bersama dalam satu Kompleks Pemukiman yang disebut silimo. Dalam komunikasi silimo prinsip interaksi sosial lebih bermain dalam kehidupan bersama masyarakat Balim,untuk hidup dalam saling menyokong secara timbal balik, Segala aktivitas hidup dijalani, dialami, dikembangkan dan dirasakan secara bersama-sama silimo  merupakan pengungkapan hidup bersama dalam seluruh nilai-nilai dihayati, di jalan, dan dirasakan bersama. Video dikelilingi oleh pagar  berupa kayu yang di cincang  dan yang diikat menjadi pagar Pagar tersebut berfungsi sebagai border pelindung dari berbagai ancaman, baik fisik seperti binatang buas, serangan musuhl dan lain sebagainyal serta seperti Makhluk-makhluk gaib yang jahat Silimo secara sederhana dapat  diartikan sebagai kampung atau Pemukiman yang didalamnya terdiri dari beberapa rumah atau bangunan sebagai fasilitas penunjang. Contoh satu unit pemukiman silimo dapat dilihat dalam pengaturan tata letak dan bentuk rumah tradisional masyarakat Tani di Wamena Kabupaten Jayawijaya, Papua. 


  1. pengartian honai dan ebeai

Arsitektur tradisional masyarakat suku dani tercermin pada pola aktivitas penghuninya. kaum laki-laki dan perempuan menjadi subjek dalam arsitektur rumahnya. terutama kaum perempuan mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali aktivitas sehari-hari kaum perempuan pada masyarakat suku dani meliputi:  aktivitas di ebeai,hunilah, lanekenmah,himpirikama, Perempuan tinggal dan tidur di ebeai bersama anak laki laki yang kecil, kalao perempuan wajip diturnya di ebeai dan menyiapkan sarapan untuk keluarga  di dapur hunila, setelah itu perempuan memberi makan kepada ternak di kandang atau tempat bermainnya lanekenma/ wam dawula, kemudian berangkat ke  kebun himpirikama, untuk menanam ubi atau sayur dan bekerja lalu pada sore hari ibu memetik daun ubi dan menggali ubi sebagian untuk memasak bagi para keluarga dan sebagian lagi diberi ke binatang  peliharaan. Itulah gambaran pola aktivitas kaum perempuan suku dani dan menjadi siklus dalam budaya harian mereka. 


Ruma Untuk kaum laki-laki disebut honai atau pilamo  honai berasal dari kata hun  artinya pria dewasa, dan ai  artinya rumah. dengan demikian, honai artinya rumah bagi pria dewasa. Di waktu siang atau malam hari bagi kaum laki-laki tinggalnya di honai. mereka bercerita sambil  menunggu hidangan yang lagi disiapkan dari kaum perempuan di hunila.Dalam sistem kehidupan masyarakat Dani bagi kaum laki-laki mengerjakan pekerjaan kaum laki-laki  seperti mencari kayu bakar, bekerja kebun, membuat pagar dll. Masyarakat suku dani kaum laki-laki hanya bisa tidur dan tinggal selebihnya di honai laki-laki  walaupun ke dapur atau hunila tetapi tidak melakukan aktivitas di dapur  yang disebut hunila. 

  1. Fungsi dan organisasi ruang 

Organisasi Rumah honai pada masyarakat suku dani terlihat sederhana, karena tidak banyak ruang. di dalam rumah honai tidak ada pembagian kamar. Walaupun demikian, terdapat batas teritorial {privasi} yang menunjukkan kepemilikan dan fungsi yang harus diketahui oleh penghuni rumah tapi tidak semua  hanya salah satu dua orang yang  tahu. Di dalam rumah honai terdapat  loteng henaipo  untuk tidur. loteng tidak hanya untuk tidur tetapi juga untuk menyembunyikan benda-benda berharga. 

Berikut ini beberapa perlengkapan yang ada di dalam rumah honai  yaitu: 

  1.  tungku api. Pada bagian tengah honai di buat tungku api untuk menghangatkan badan di waktu dingin atau malam hari, sekaligus sebagai tempat untuk memasak atau membakar ubi .

  2.  Lasona, berfungsi sebagai firman Allah yang dibuat menyerupai para-para sehingga tidak menyentuh tanah.

  3.    alang-alang,  berfungsi sebagai alas yang ditaruh untuk menutupi las honai dan juga berfungsi untuk menahan uap dari bawah tanah hingga tidak menembus ke atas. malam-malam ini juga ditaruh di atas loteng menghangatkan badan ketika tidur dan menyanyi asap dari bawah ketika membuat api  di bawah. Perlengkapan selain perlengkapan yang telah disebutkan di atas ada pula perlengkapan yang ditaruh misalnya tempat gantung harmonika, tempat menaruh daging, alang-alang untuk alas tempat tidur, tempatkan tumpah, musuh, dan alat kerja, tempat, seperti bulu ayam, kasuari dan lain-lain.


3. Bentuk dan fungsi atap

Rumah honai pada masyarakat suku dani sangat unik, terutama  pada bentuk atapnya. honai memiliki bentuk atap bulat dan kerucut bentuk anak ini berfungsi untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak mengenai dinding ketika hujan turun, atap honai tersebut dari susunan lingkaran-lingkaran besar yang terbuat dari kayu buah sedang yang dibakar di tanah dan diikat menjadi satu di bagian atas sehingga membentuk dome. empat kayu buah juga diikat Paling atas dan vertikal membentuk persegi kecil untuk perapian. penutup atap terbuat dari jerami yang diikat Diluar Dome.  lapisan jerami yang tebal bentuk atap Dome tujuan untuk menghangatkan ruang di malam hari atau dingin hari.  teknik bercocok digunakan untuk daerah yang beriklim dingin. karena jerami ringan dan lentur memudahkan Suku Dani membuat atap serta jerami mampu mengimbangi goncangan gempa.

 fungsi atap rumah honai terdiri dari 2 fungsi  yaitu:

  1.  fungsi sosial sebagai ruang berlindung bagi aktivitas bersama.

  2.  fungsi ritual sebagai simbol lingkaran alam semesta dan kosmologi leluhurnya. 

4. sturuktur dan kontruksi 

Honai  terdiri dari dua lantai, yaitu:

  •  lantai satu  atau lantai dasar digunakan sebagai tempat bersantai di sekeliling area api.

  •   lantai dua lantai atas rumah panggung yang digunakan sebagai tempat menyimpan barang-barang berharga serta area untuk istirahat atau tidur.

 lantai rumah honai dialasi rumput atau jerami yang diganti secara berkala sesuai dengan kondisinya, kalau sudah rusak atau kotor Baru diganti. Rumah honai memiliki struktur dan konstruksi disusun berdasarkan tiga komponen yang secara umum sama seperti pada rumah-rumah tradisional i lain yaitu:

  1.  struktur bawah yaitu struktur dasar yang berfungsi sebagai struktur utama yang memikul beban di atasnya, terdiri dari pondasi.

  2.  struktur tenga yaitu struktur di atas Pondasi yang berfungsi menyalurkan beban secara vertikal dari atas ke bawah mulai pondasi, terdiri dari dinding, dan rangka dinding.

  3.  struktur atas yaitu struktur yang posisinya paling atas, di atas rangka dinding yang berfungsi sebagai penutup ruang-ruang dalam pada rumah untuk melindungi Penghuninya terdiri,dari atap, dan rangka atap.  ketiga komponen struktur ini menjadi satu kesatuan yang utuh karena saling berkaitan satu sama lain.

Struktur dan konstruksi honai pada bagian bawah terdiri dari pondasi,  susunan tiang  dan sistem ikatan, serta konstruksi lantai.  rumah honai terdiri dari dua lantai, lantai pertama dari atas biasanya digunakan untuk tidur, lantai bawah atau dasar digunakan sebagai tempat beraktivitas atau bercerita, bersantai dan lain-lain. Rumah Hunain sengaja dibuat kecil dan sempit dan juga tidak memakai jendela yang bertujuan untuk menahan hawa  dingin.  Selain itu di tengah-tengah rumah honai ada tempat Kebakaran api yang juga berfungsi sebagai penghangat. tinggi total rumah honai permukaan lantai dasar sampai dengan ke ujung bubungan atap nya sekitar 2,5  meter, sehingga melihat tidak terlalu tinggi. tersebut berhubungan dengan filosofisnya ,yaitu keindahan hati sikap sederhana masyarakat suku dani tidak sombong {tinggi hati} . mereka berprinsip di hadapan Tuhan semua sama, tidak ada yang tinggi dan tidak ada. yang dasar dan lantai atas pada rumah ini dihubungkan dengan tangga yang terbuat dari kayu cincangan. Filipina sebagai penyangga yang sangat kuat untuk menahan rumah honai merupakan struktur utama rumah honai yang mampu menahan dan sebagai Pian tumpuan untuk menyalurkan beban beban struktur ke bawah. 

referensi: - pengantar pemahaman arsitekture suryanto M.T.

- swansono.M.F. [1991]

- Nilai nilai hidup masyarakat hubulah di lembah balim




Kamis, 28 Januari 2021

Gereja Katolik dalam tantangan Globalisasi

Gereja Katolik dalam  tantangan Globalisasi

 

                        Gereja Katolik dalam  tantangan globalisasi 


Salah satu agen paling tua dari globalisasi adalah agama-agama besar seperti agama Kristen dan Islam.  sebagai  sarana pembawa keselamatan bagi umat manusia mendorong mereka untuk merengkuh dayung menjembatani Pulau Benua  guna menanggapi  “jiwa-jiwa”  di belahan bumi lain.  agama-agama itu keluar dari wilayah asalnya dengan tekad mengkristenkan atau mengislamkan semua orang.  itu berarti,  ada usaha untuk menyeragamkan Semua bangsa dalam hal keagamaan.  tiacinon ini,  ini ditunjang  oleh jiwa pertualangan  sejumlah bangsa pelaut dan tuntutan ekonomi, setelah mengakibatkan ekspansi besar-besaran dari negara-negara dan agama-agama tertentu pada abad pertengahan.  sejarah dunia mencatat zaman   kolonialisasi.

Kini, kita berbicara  globalisasi di zaman yang ditandai antara lain oleh mobilitas yang tinggi.  situasi telah banyak berubah.  apakah di dalam  globalisasi yang berwajah baru ini agama masih punya tempat? dan apabila globalisasi dalam sosoknya yang baru merupakan sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia, Dimanakah tempat agama dan apa yang seharusnya menjadi peran agama dalam penentuan tatanan pembangunan bangsa ini di tengah arus globalisasi ? Dalam bingkai yang lebih kecil, Apakah di dalam masyarakat Papua yang tidak luput dari pengaruh globalisasi, agama Kristen secara umumnya Secara umumnya   dan Gereja Katolik secara khusus nya masih punya peran?  Apa yang diharapkan  agar dijalankan oleh Gereja Katolik supaya dia menjadi satu faktor yang membantu masyarakat dalam menghadapi globalisasi?  pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab karena Gereja Katolik adalah  salah satu agen  pertama globalisasi masyarakat. Kedatangan para misionaris dalam membangun jembatan lintas batas negara dan budaya.  melalui pewartaan Injil, pendirian lembaga-lembaga pendidikan dan studi kebudayaan para misionaris itu sudah memperkenalkan Kepada masyarakat tradisi berfikir dan pola hidup dari belahan bumi lain, dan membuat masyarakat dikenal oleh masyarakat lain di dunia. sekarang,  setelah interaksi itu tidak lagi dimonopoli oleh Gereja, malah terjadi di luar dari kontrol gereja, apa yang harus diperankan gereja?  inilah  sejumlah pertanyaan   yang hendak diangkat dalam artikel ini untuk membicarakan beberapa hal ini, kita perlu mendalami globalisasi itu sendiri.

Kita tidak perlu mendemonisasi  globalisasi, Sekolah  globalisasi secara keseluruhan Han telah mendatangkan bencana besar.  Ada banyak hal baik yang telah dibawa oleh globalisasi. globalisasi telah turut membantu para petani kopi untuk memasarkan hasil kebunnya.  

Dalam kenyataan,  Globalisasi terlalu kompleks untuk disebut sebagai sebuah proses penyeragaman. sebab itu, globalisasi lebih tepat didefinisikan dalam kompleksitasnya sebagai proses terlepasnya sesuatu dari konteks tradisionalnya dan kehadirannya secara serentak di berbagai wilayah dunia.apa yang dahulu terikat pada satu wilayah tertentu dan menjadi milik kelompok tertentu, kini menjadi milik banyak orang. globalisasi berarti melemparkan sesuatu dari konteks yang lama dan pembentukan konteks baru bagi sesuatu itu. yang dahulu dianggap berbeda dan didefinisikan secara jelas dalam waktu dan ruang tertentu.  tinggi dapat hadir secara serentak dalam waktu yang sama kan ruang yang berbeda.Pelepasan dari ikatan tradisional dapat disebabkan berbagai alasan yaitu alasan ideologis, religius, politis, ekonomis atau ilmu pengetahuan.  Pada pelaksanaan yang bersifat perampasan dan tanpa persetujuan masyarakat bersangkutan, ada pula pelepasan yang merupakan keinginan masyarakat yang secara tradisional menjadi pendukung satu kebudayaan karena kepentingan tertentu. dan penanaman kehadiran baru di dalam konteks lain dapat terjadi karena keinginan masyarakat di sana, tetapi dapat pula terjadi tanpa persetujuan mereka malah bertentangan dengan keinginan mereka.

Selain itu, globalisasi bukan hanya berarti hitungannya Batas antara wilayah geografis, melainkan pula batas antar wilayah/ bidang kehidupan  lainnya  dengan mudah orang mendapat kesan bahwa kebutuhan yang dulunya hanya dapat dipenuhi oleh bidang kehidupan tertentu,  kini telah digantikan oleh berbagai bidang kehidupan lain.  diferensiasi bidang kehidupan yang pernah menjadi ciri masa modern kini telah dilampaui.  ini adalah dunia sebagai sebuah supermarket yang menawarkan secara sekaligus sebagai barang yang kita butuhkan, pasar memiliki berbagai titik untuk membangkitkan kebutuhan akan berbagai hal yang ditawarkan di sana.   selain itu, kita dapat menyaksikan bahwa yang harus  bingung di era global ini ini bukan cuma orang tua mainkan juga kaum muda. tidak semua keserentakan dari yang berbeda akan mudah dicerna dan diterima. banyak bentuk silakan itu hanya dibatasi pada sebuah eksperimen yang akan segera ditinggalkan dan dilupakan.

Globalisasi sesuai reaksi diatas Saya membagi beberapa gejala sebagai berikut :

  1.  Pluralisasi yang intensif.  apabila diterima bahwa globalisasi adalah proses penyeranta kan dari yang berbeda secara geografis, temporal dan sektoral, maka globalisasi dapat pula disebut sebagai pluralis ASI yang intensif, proses 91 masyarakat dari dimensi waktu ruang, dan bidang kehidupan { Berger 20000:805-814}. Dengan demikian sekali lagi, globalisasi bukan sederhana sebuah moment penyeragaman yang kita jumpai adalah lah lu realisasi secara radikal.  alisasi itu sendiri berarti kehidupan bersama berbagai kelompok dengan latar belakang etnis sosial, moral dan agama  yang berbeda.  aplikasi yang sudah menawarkan zaman modern menjadi radikal pada era globalisasi ini.
  2.  Pergeseran dari keniscayaan kepada. di tengah pengalaman akan pluralitas, sebuah peraturan agama atau ketentuan kebudayaan tidak alami lagi sebagai sesuatu yang seharusnya. orang mulai bertanya dan mempertanyakan. pada saat orang mulai mempertanyakan, maka apa sebuah kebiasaan mulai dilepaskan dari penentuan secara niscaya pada latar belakang tertentu. Kita dapat mengatakan bahwa di dalam era globalisasi sebagai era   pluralisme yang radikal ada perhatian dari penentuan oleh nasi kepada pemilihan secara bebas dan sadar. “ yang dahulu dialami sebagai takdir yang terdiri, kini berubah menjadi kemungkinan bagi keputusan dan tindakan sendiri” {Berger 2000: 807}.  dengan perkembangan teknologi dan pergeseran nilai, dewasa ini orang sudah dapat memilih warna kuning, jenis kelamin, postur tubuh anaknya.  Demikian pula dalam agama  orang yang dimaksud sejak kecil menjadi orang Katolik, tidak harus mati sebagai orang Katolik. pencurian yang dianggap tabu di antara orang-orang Katolik, Kini mulai terjadi dan semakin sering. 
  3. Ekonomisasi berbagai bidang kehidupan. kita ketik tradisi tradisional orang biru menjadi keunikan, maka dia tampak sebagai Sebuah Tawaran. Sebuah Tawaran hanya diterima Apabila ada pertimbangan keuntungan lebih yang diberikannya.Penawaran dengan pertimbangan keuangan adalah rumusan yang berlaku di pasar. kalau demikian, era globalisasi sebagai era globalisasi ditandai oleh hukum pemasaran segala sesuatu. segala sesuatu berada di dalam hukum pasal, dapat ditawarkan dan diperjualbelikan. orang beriman mulai bertanya serius, apa yang mereka dapat dari iman dan agama mereka?  dengan ini umat beragama menjadi semakin kritis terhadap kotbah dan ibadah pada umumnya. apa yang dapat mereka petik untuk hidup mereka dari renungan yang disajikan?  kan orang akan semakin kurang bersemangat menghadiri ibadah yang tidak disiapkan dengan baik, sebab orang tidak merasa mendapatkan suatu Kendati mesti meluangkan waktu untuk itu.
  4.  Immendiantisme.  dunia kehidupan Bukan hanya berakibat pada ada pengangkatan segala sesuatu yang sudah menjadi nasib ke tingkat kemungkinan, melainkan mendatangkan ketidakpastian yang besar. globalisasi ditandai oleh ketidakpastian segala sesuatu.ulrich beck, seorang sosiolog Jerman, berbicara pada tahun 80-an tentang masyarakat risiko {beck 1986}  karena masyarakat modern memiliki kemungkinan untuk menghancurkan diri kita sendiri,Mulai dari pencemaran lingkungan eksploitasi sumber sumber terbatas yang mutlak dibutuhkan untuk kehidupan hingga kepada penghancuran karena bencana atom .Ada ketidakpastian yang dialami berkenaan dengan pekerjaan, ke tidakjaminan anne-marie sendiri dan ketidaklanggengan  lingkungan :  harta milik Akan dengan mudah menghilang karena nilai tukar mata uang uang yang jatuh, tenaga akan cepat bergantian karena perubahan tempat kerja, masyarakat akan cepat berubah tersebut oleh peralihan sistem politik. [Bauman 2000: 405}.  ketidakpastian yang terjadi mempunyai akibat pada pemahaman manusia tentang waktu. masa lalu tidak mempunyai banyak makna, Sebab Dia tidak memberikan jaminan kepastian kepada kehidupan. sementara masa depan karena itu orang berkonsentrasi pada apa yang secara langsung menjanjikan kebahagiaan. di dalam era global tidak ada tempat dan waktu untuk Berpikir dalam jangka panjang . semuanya hanya dapat diatur dalam  jangka pendek, untuk yang kini dan Disini. menjadi prinsip manusia global. dan kerena hic et nunc Itupun singkat, maka kebahagiaan yang diperoleh dan di janjikan oleh sesuatu itu pun singkat.  sebelum selesai menikmati sesuatu, kita sudah disodorkankan  jangan sesuatu yang dikatakan  lebih  baik.  kepada kita dijanjikan bahwa apa yang kita terima itu akan lebih  lama Bertahan Emang kenyataan, apa yang dipropagandakan sebagai yang lebih lama lagi. tembak itu, globalisasi menghasilkan sebuah masyarakat dengan dan banyak sampah. globalisasi tidak berarti penyempitan ruang, tetapi penyingkatan waktu.
  5.  Keagamaan identitas.  pluralitas yg mendatangkan sebuah pertanyaan  menyangkut identitas     kolektif sebuah masyarakat. setiap kelompok manusia mendefinisikan dirinya berdasarkan       Pembatasan terhadap kelompok yang lain. siapa diri kita akan ditentukan pula oleh siapa yang  bukan kita. yang lain menjadi unsur yang dibutuhkan secara niscaya untuk membuat Definisi diri, untuk memperoleh identitas .Ini bukanlah sesuatu yang baru. Namun, baru dalam era globalisasi adalah makin tingginya  kompleksitas pembentukan identitas itu .ketika identitas tidak lagi merupakan nasib, tetapi penentuan sendiri, artinya ketika  orang menghadapi Sekian banyak kemungkinan untuk menjadi diri, orang akan menemukan kesulitan untuk mendefinisikan diri. era globalisasi ditentukan oleh peran yang lebih besar untuk setiap pribadi menentukan biografinya sendiri. Bagi orang Eropa sebuah pernyataan besar adalah:  apakah mungkin menjadi orang Eropa yang muslim? orang Eropa berkulit hitam?
  6. Ntar tutupan kelompok bagi sebagian orang. karena ketidakpastian yang dirasakan berkenaan dengan identitas, orang dengan relatif mudah menggantikan arah hidup. manusia seolah berada di atas sebuah landasan yang selalu goyah. segalanya menjadi sementara dan relatif. karena kita ketentuan itu, orang mulai mencari kepastian baru, membentuk kelompok yang menjadi identitas.  Jelaskan diri dari yang umum, yang dianggap ngawur dalam melelahkan, dan mencari jalan kejelasan dalam yang sebuah kelompok yang menarik garis pemisah yang tegas dari yang lain. Penarikan garis ini dapat terjadi secara politis pada tingkat nasional, hal atau dalam kerangka etnis, religius atau filosofis.

Di dalam kelompok-kelompok ini detensi kepada intoleran terhadap segala yang bersifat lain menjadi  meningkat.  di dalam sebuah masyarakat tradisional yang homogen  dengan tatanan nilai dan penata sosial yang diterima umum, yang lain dari tradisi sendiri masih dipandang sebagai sesuatu yang  menarik.  naman, apabila yang lain itu sudah semakin, mereka akan mudah di berbagai ancaman, dan tidak jarang mereka diperlakukan sebagai objek kebencian.


Sumber referensi : 

- Gereja itu politis

- Berbagai media online 

 

 

Rabu, 27 Januari 2021

LEMAHNYA PERAN PUBLIK PEREMPUAN WAMENA

 LEMAHNYA PERAN PUBLIK PEREMPUAN WAMENA

   Peran publik itu menyangkut partisipasi dan kontribusi bagi kepentingan umum lewat pemikiran, karya, dan interaksi.

Bentuknya bisa jabatan pemerintahan, jabatan politik, peran dalam adat, dalam kehidupan keagamaan, dalam wacana publik. Peran publik berbeda dengan Domestik {Rumah tangga} yang mengurus kepentingan pribadi dan keluarga dalam lingkup rumah tanggga singkatnya, peran publik daam hal ini menyangkut posisi perempuan dalam berbagai posisi strategis seperti pemimpin politik , pejabat pemerintahan, pelopor/ {pembuka jalan / perintis} gerakan masyarakat sipil , berbagai posisi yang berpengaruh bagi perubahan sosial jangka panjang seperti intelektual, jurnalis, penulis, dalam berbagai genre, pendidikan, pemimpin di bidang budaya dan keagamaan, dan berbagai posisi strategis lainya.

Contohnya pekerjaan pekerjaan publik, membutuhkan pikiran yang mendalam, keterampilan yang rumit dan kepemimpinan yang besar di dominasi oleh laki-laki dan sebaliknya pekerjaan pekerjaan domestik, sederhana, dan bersifat melayani didominasi oleh perempuan.

Jika itu yang terjadi di pemerintahan, pendidikan dan ekonomi maka mari kita melihat ke adat. Adat orang wamena jelas sangat patriakis. Tidak ada dalam sejarah  orang wamena  bahwa he kain. Pertemuan pertemuan yang berkaitan dengan adat juga jarang sekali menghadirkan perempuan, kalaopun perempuan hadir, kesempatan untuk mereka berbicara sangat sedikit sekali bahkan kadang tidak ada upacara adat pun hampir semua dipimpin oleh para laki-laki. Bagian perempuan dalam pertemuan- pertemuan adat hanyalah menyediakan makan dan minum dan tentu saja mendengarkan hasil keputusan para laki-laki.

Lalu dari segi agama. Meskipun tidak ada peraturan dalam gereja yang serta merta mendiskriminasikan perempuan, tetapi posisi perempuan juga hampir sama dengan adat,dan pemerintahan. Pimpinan semua gereja jelas di dominasi oleh kaum laki laki selain itu gerakan masyarakat sipil di wamena yang mengatasnamakan kelompok perempuan dan menyuarakan persoalan ketidakadilan juga belum ada. setidaknya nama dan gerakan selama ini belum perna jadi perbincangan di permukaan. berbagai posisi yang berpengaru bagi perubahan sosial seperti intelektual, jurnalis, penulis dalam berbagai genre, pemimpin di bidang budaya dan keagamaan wajah perempuan juga masi kurang .

Jelas bahwa peran publik perempuan  wamena masi sangat lemah dan dominasi laki-laki masi sangat kuat. Ada ketidak seimbangan antara laki-laki dan perempuan di wamena dalam mengakses, berpartisipasi,dan mengontrol proses pembangunan. Isu kesetaraan dan keadilan  gender yang suda cukup lama menjadi isu nasional bahkan internasional. Nyaris tidak muncul di tingkat lokal wamena ini masalah!

Keterpinggiran perempuan barangkali kita anggap biasa dan seakan akan  alamia, dan begitu adanya. Namun ketidakseimbangan itu sebenarnya adalah sebuah fenomena sosial dalam kehidupan kita sebagai akibat dari kontruksi sosial yang diskriminatif berdasarkan pada jenis kelamin. Dan perbedaan itu pada akhirnya memunculkan perbedaan citra,sifat, peran, nilai, dan posisi perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Singkat kata eksklusi perempuan sebenarnya hasil dari sturuktur dan kultur yang diskriminatif secara gender.

Dengan begitu muncul beberapa pertanyaan besar terutama bagi kaum perempuan wamena dan seluruh masyarakar wamena

-  Mengapa perempuan wamena tidak memiliki kehadiran dan peran publik yang siknifikan ?

-  Apakah ini merupakan bukti bahwa kesetaraan gender itu masi sangat jau dari kehidupan orang wamena ?

-  Sejau mana ketidaksetaraan gender seperti ini merupakan persoalan sistemik sebagai akibat dari sebua kontruksi sosial yang suda terjadi begitu lama dan yang suda diwariskan  secara turun temurun?

-  Perubahan radikan macam apa yang dibutuhkan untuk memutus mata rantai eksklusi dan marjinalisasi perempuan di tengah masyarakat kita ?